MIP GELAR DISKUSI 4 NEGARA TERKAIT PENANGANAN MASALAH SOSIAL

MIP APMD, YOGYAKARTA (Jumat, 16/12/24)

Pada hari Jum’at tanggal 13 Desember 2024 sekitar pukul 14.00 telah terlaksana kegiatan, “International Discussion” dengan tema, “The Role of The State in Handling Social Problems. Kegiatan diadakan di STPMD APMD. Kegiatan menghadirkan 6 pembicara, yaitu: (1) Vera Kok dari Saxion University, Enschede, Netherland, (2) Lola Fudge dari Sydney University, (3) Shannen Faye Marquez dari Sydney University, (4) Mr.  Sammy dari Lembaga Kesejahteraan Sosial “Rumah Impian” Kalasan, Sleman, D. I. Yogyakarta, (5) Mr. Dylan dari Sydney University, dan (6) Syaiful Bahri, S.Sos. dari STPMD APMD. Moderator Rindi Astika Yuliana, S.Kom., M.Psi.

Pertama kali Dr. Sugiyanto memberikan pidato pembukaan tentang kegiatan yang terkait temu diskusi antara mahasiswa asing dengan mahasiswa STPMD APMD. Diskusi diharapkan bisa dilakukan oleh pembicara dan audience baik daring maupun luring.
Kedua, Syaiful Bahri, S.Sos. memberikan presentasi dengan judul, “Governmemt as Element of The State for Prosperity”. Ketiga, penyampaian materi pengalaman tugas belajar di Indonesia oleh Shannen Faye Marquez. Beliau menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia lebih komunal daripada masyarakat Australia yang lebih individualis.
Materi selanjutnya disampaikan bergilir oleh Vera Kok, Lola Fudge, dan Mr. Dylan. Ketiganya menyampaikan pengalaman mahasiswa dan pengalaman kerja paruh waktu di Australia dan Netherland. Ketiganya juga menyampaikan rasa senangnya tugas belajar di Indonesia. Selama di Indonesia mereka menyewa kos dan magang belajar di Lembaga Kesejahteraan Sosial.
Pertanyaan dilakukan oleh audience dari online dan offline.
Misalnya, tentang kenapa ada kesenjangan antara teori dan kenyataan? Juga bagaimana negara Netherland dan Australia menangani masalah sosial? Jawaban misalnya, menyebutkan bahwa adanya kesenjangan antara teori dan kenyataan terkait negara menangani masalah sosial, yaitu karena adanya kelompok kepentingan yang mempengaruhi. Contohnya, harusnya SDA dikuasai oleh negara untuk kesejahteraan semua rakyat kenyataannya tidak untuk semua rakyat hanya untuk kelompok tertentu karena pengaruh kelompok kepentingan.
Lalu, negara Australia dan Netherland menangani masalah sosial misalnya lewat optimalisasi Non-Government Organizatition dan pendanaan sosial. (ASM)