Magister Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” beri dukungan kepada Forum Silaturahmi Doktor Indonesia Wilayah D.I Yogyakarta dalam mempersiapkan Desa Mandiri Budaya. Bentuk dukungan ini disajikan dalam webinar yang dilakukan pada Hari Sabtu, 01 Juli 2023. Pada webinar tersebut dihadirkan beberapa Narasumber yang memiliki andil besar dalam pengembangan Desa Budaya diantaranya Kepala Dinas Kebudayaan D.I Yogyakarta Dian Laksmi Pratiwi, SS, MA. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Chairul Agus Mantara, S.I.P, MM. Ketua Lembaga Seni Budaya PWM. D.I Yogyakarta, Dian Korprianing Nugroho, S.S, S. PdT, M.Pd dan Ketua Paguyuban Lurah Kab. Sleman sekaligus Lurah Triharjo, Irawan, S.I.P.
Sebelum memulai diskusi terlebih dulu diberikan pengantar diskusi oleh Dr. Sutoro Eko Yunanto, Ketua STPMD “APMD” sekaligus Tim Perumus UU No 6/2014 Tentang Desa. Sutoro (panggilan akrabnya) akan memberikan bekal diskusi khususnya terkait dengan semangat/ruh yang diinginkan dalam UU Desa khususnya dalam memberikan ruang terhadap kearifan lokal termasuk dalam bidang budaya. Dalam sambutanya Sutoro (sapaan akrabnya) menegaskan bahwa semangat dari UU Desa adalah musyawarah berdasarkan kehendak rakyat desa. “Desa harus berdaulat atas apapun yang disematkan kepadanya, itulah semangat UU Desa. Persepektif apapun yang akan disematkan kepada desa, desa harus berdikari sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat desa itu sendiri. Desa punya Cipta, Rasa dan Karsa sendiri sendiri dan tidak perlu labeling tertentu. Labeling justru meng-eksklusi desa dari desa-desa yang lain”, tegasnya.
Dalam paparan yang disampaikan oleh Eny Lestari R mewakili Dinas Kebudayaan D.I Yogyakarta menyampaikan bahwa meskipun saat ini sudah ada Desa Mandiri Budaya (DMB), namun untuk menjadi DMB tidaklah mudah. Desa-desa atau Kalurahan sebutan desa di D.I.Y harus diawali terlebih dahulu dengan Desa Budaya, Desa Wisata, Desa Prima dan Desa Preneur. “Ke-empat pilar tersebut harus dilaksanakan secara konsisten dan bertahap. Disbud konsisten untuk melakukan akreditasi setiap 3 tahunan. Desa Budaya harus mampu meninggalkan asset bagi masyarakat”, tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kab. Gunung Kidul, Chairul Agus Mantara, S.I.P, M.M. menyampaikan bahwa Bupati Gunungkidul saat ini fokus dan konsisten untuk mendukung Visi dan Misi Gubernur D.I.Y. Terbukti bahwa beberapa Kalurahan di Gunungkidul telah dinobatkan menjadi Desa Mandiri Budaya dengan kategori UTAMA. Untuk itu ia mengajak kepada seluruh stakeholders yang berfokus kepada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa untuk turun tangan, bahu membahu memajukan desa dari segala aspek.
Mewakili organisasi kemasyarakatan tertua di Indonesia, Muhammadiyah melalui Ketua Lembaga Seni Budaya Pimpinan Wilayah D.I. Yogyakarta, Dian Korprianing Nugraha, S.S, S.PdT, M.Pd menyampaikan bahwa Muhammadiyah saat ini juga telah berfokus dalam mengembangkan seni dan budaya setelah lepas dari Majelis ke-Olahragaan. Seni dan Budaya yang tidak bertentengan dengan syariat terus kita syiarkan untuk mewujudkan masyarakat yang madani. “Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dan dengan agama hidup menjadi terarah”.
Ketua Paguyuban Lurah se-Kabupaten Sleman “Manikmoyo”, yang juga menjabat Lurah Triharjo, Irawan, S.I.P menyampaikan bahwa seluruh Kalurahan di D.I.Y khususnya di Kabupaten Sleman menyambut baik program dari Pemprov khususnya terkait dengan Desa Mandiri Budaya. Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan dukungan kepada Kesitimewaan D.I.Y. Sebaliknya Pemprov juga memberikan penghargaan kepada desa-desa yang mampu mewujudkan DMB dengan stimulan melalui BKK (Bantuan Keuangan Khusus). ia mengingatkan agar desa tidak silau dengan stimulan berupa BKK tersebut dan melupakan “ruh” berdesa yaitu memberdayakan masyarakat dalam bentuk partisipasi seluas-luasnya.
Webinar yang dimoderatori langsung oleh Ketua FORSILADI D.I.Yogyakarta, Dr. K.R.T Akhir Lusono, S.Sn, M.M,. CHRMP. tersebut diikuti oleh seratus peserta yang terdiri dari Lurah, Perangkat Kalurahan, Akademisi bahkan Guru Besar, Mahasiswa serta shareholder lainya. Bahkan webinar kali ini mampu menarik peserta dari luar D.I.Y bahkan luar jawa yang berminat dalam pengembangan desa-desa.